Jika Sahabat sebagai seorang manajer marketing, tentunya dalam setiap bulan akan berusaha maksimal untuk dapat mencapai target penjualan. Terkadang target yang diinginkan dapat tercapai, terkadang juga tidak.
Jika hasil bisnis tidak berjalan dengan baik, mungkin saja tenaga marketing Sahabat melakukan beberapa kesalahan dalam proses penjualan.
Dalam kondisi pasar yang selalu berubah seperti itu, perusahaan yang berfokus pada pertumbuhan bisnis berusaha setiap saat untuk dapat menemukan strategi baru yang memungkinkan mereka dapat mengikuti pertumbuhan.
Sahabat tidak dapat memenangkan pasar yang selalu berubah begitu cepat dengan strategi penjualan dan pemasaran yang monoton. Dunia terus berkembang, konsumen tidak merespons dengan strategi yang itu-itu saja, dan periklanan tidak lagi efektif seperti pada dekade-dekade sebelumnya.
Oleh karena itu, sangat penting untuk mengetahui apakah tim marketing melakukan kesalahan dalam proses strategi penjualan sepeti akan kami paparkan berikut ini
1. Hanya menjual saja
Terkadang pelanggan juga akan memperhatikan, jika seorang marketing menjual hanya untuk memenuhi target penjualan saja. Hal ini pasti tak berlangsung lama.
Setiap marketing harus menunjukkan kepedulian serta mampu memahami apa yang menjadi kebutuhan pelanggan. Dengan cara ini, Sahabat akan dapat mengidentifikasi bagaimana solusi terbaik untuk pelangga, maka dengan demikian Sahabat akan memiliki lebih banyak peluang untuk mencapai kesepakatan.
2. Tidak mendengarkan apa yang dibutuhkan klien
Banyak marketing gagal karena mereka terlalu banyak basa-basi, mereka tidak mau repot-repot untuk mendengarkan apa yang pelanggan katakan. Diam dan mendengarkan apa yang dikatakan pelanggan dengan cermat bisa menjadi strategi penjualan yang sangat ampuh.
Dengan mengetahui mengapa dan untuk apa klien harus membeli produk atau layanan yang sahabat tawarkan bisa dijadikan acuan untuk menyusun rencana yang efektif dan closing penjualan yang sukses.
Untuk melakukannya, Sahabat harus fokus terhadap apa yang menjadi keinginan pembeli, ini akan membuat mereka memutuskan untuk membeli produk atau layanan yang Sahabat tawarkan. Ingatlah bahwa lebih dari produk atau layanan yang Sahabat jual merupakan solusi kepada pelanggan.
3. Mengandalkan diskon dan promosi
Percayalah jika Sahabat berpikir bahwa harga adalah satu-satunya hal yang paling penting bagi prospek adalah kesalahan besar. Banyak marketing berpikir bahwa dengan memberikan diskon adalah strategi paling ampuh untuk closing.
Jelas bahwa harga merupakan faktor yang sangat menentukan bagi pembeli, tetapi jika pelanggan Sahabat tidak melihat proposisi nilai, yaitu alasan mengapa produk atau layanan pemecahan lebih baik dari pada pesaing, maka Anda lost.
4. Menjual ke orang yang salah
Banyak marketing menghabiskan waktu mereka dengan orang yang salah selama proses penjualan; Mereka berbicara tentang manfaat-manfaat produk atau layanan pada mereka yang tidak memiliki uang atau tidak membutuhkannya.
Nah, para marketing juga bisa memanfaatkan jejaring sosial untuk mengetahui lebih banyak prospek, memahami apa yang menjadi memotivasi mereka, minat apa yang mereka miliki, apa peran profesional mereka, lingkaran sosial apa yang mereka jalani, dll.
6. Promosi yang sama pada setiap pelanggan
Setiap klien memiliki profil dan kebutuhan atau masalah yang berbeda. Ambil kesulitan untuk menyelidiki klien dengan baik, kelompokkan faktor-faktor yang sama dan lanjutkan untuk merancang proses penjualan yang dapat disesuaikan dengan masing-masing kelompok, rancang pola dasar klien ideal.
Penting untuk memahami bagaimana orang membeli, yaitu memahami proses pembelian. Proses ini dibagi menjadi tiga tahap: penemuan, pertimbangan dan keputusan.
Mengidentifikasi tahap mana dari proses pembeli yang dilalui setiap klien potensial akan memungkinkan Sahabat untuk lebih siap menyampaikan pesan yang tepat, kepada orang yang tepat, pada waktu yang tepat.
7. Tidak mempersiapkan closing
Banyak marketing berpikir bahwa closing penjualan tumbuh secara alami dan berkembang. Marketing hebat adalah yang memiliki closing sukses dan tidak pernah lupa bahwa tujuan utama mereka adalah membantu pelanggan untuk mengidentifikasi bahwa mereka butuh, kemudian melihat apakah solusinya cocok untuk mereka. Dengan demikian, closing adalah konsekuensi dari proses yang terdefinisi dengan baik dan fokus membantu lebih dari sekadar menjual.
Untuk mencapai closing yang sukses, tenaga marekting harus sadar bahwa mereka harus siap dengan informasi. Dengan cara ini mereka tahu dengan siapa mereka berbicara dan bagaimana mereka harus berbicara dengan mereka.
- Buat catatan penting tentang pertemuan yang Sahabat lakukan dengan calon pembeli.
- Analisis catatan Sahabt dan identifikasi apa yang menjadi perhatian terbesar prospek Sahabat.
- Tentukan solusi sesuai kebutuhan.
- Mempersiapkan dan mengantisipasi masalah.
- Latih sekitar 5 cara berbeda untuk closing sesuai dengan masalah yang mungkin muncul.
- Pertahankan presentasi pribadi yang sempurna.
- Gunakan internet untuk mengadakan rapat virtual
- Dokumentasikan seluruh proses penjualan
8. Melupakan pelanggan
Banyak tenaga marekting membuat kesalahan dengan melupakan pelanggan mereka. Bahkan, saat mereka closing, sudah memikirkan transaksi berikutnya dengan klien baru.
Bukannya salah, pada akhirnya Sahabat harus mengembangkan portofolio pelanggan, dan ini sangat penting untuk proses penjualan.
Tenaga marekting yang baik harus membiasakan untuk menindaklanjuti portofolio klien mereka dengan penuh perhatian ketika tanggal pembaruan produk atau layanan semakin dekat.
Adalah suatu kesalahan jika berpikir bahwa begitu closing, semuanya pun berakhir. Closing hanyalah awal dari hubungan bisnis yang baik.
Mendapatkan pelanggan baru jauh lebih melelahkan dari pada menjual kepada pelanggan yang sudah mengenal kita dan telah merasakan manfaat kualitas dan pelayanan yang baik dari perusahaan kita.
Apa yang dapat Sahabat lakukan untuk membuat pelanggan membeli lagi?
Berkontribusi untuk meningkatkan pengalaman menggunakan produk atau layanan bagi pelanggan adalah sesuatu yang sangat mereka hargai. Manfaatkan dan segera tindak lanjuti setelah Sahabat memahami kebutuhan mereka.
Beri mereka informasi berharga tentang penggunaan produk, beri tahu mereka tentang produk lain yang dapat membantu meningkatkan pengalaman mereka.
Pada akhirnya, klien akan menghargainya dan akan membuka penawaran baru yang dapat Sahabat buat di masa mendatang, selain itu, mereka dapat merekomendasikan Sahabat kepada kolega, teman, dan kerabat mereka.